Aku akan menjelaskan sedikit tentang Banyuwangi. Banyuwangi merupakan "The Sunrise of Java" dalam istilah kini, dan memiliki suku bernama suku Osing juga memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Osing.
Yah, hampir samalah dengan bahasa Jawa. Meski aku terlahir di Banyuwangi dengan bahasa Osingnya, aku tidak bisa menirukan logat Osing mereka. Bisa bahsanya tapi sedikit-sedikit. Padahal keluarga ibuku dari sukun Osing. Keluarga ayah dari luar banyuwangi sih. Ya sudahlah, mari kita simak.
Yah, hampir samalah dengan bahasa Jawa. Meski aku terlahir di Banyuwangi dengan bahasa Osingnya, aku tidak bisa menirukan logat Osing mereka. Bisa bahsanya tapi sedikit-sedikit. Padahal keluarga ibuku dari sukun Osing. Keluarga ayah dari luar banyuwangi sih. Ya sudahlah, mari kita simak.
KEANEKARAGAMAN BUDAYA KHAS BANYUWANGI
GANDRUNG
Gandrung merupakan salah satu kesenian asli masyarakat banyuwangi dimana gandrung merupakan tarian mascot pariwisatan banyuwangi. Tarian ini sudah ada pada masa kolonial Belanda. Tarian ini sudah membawa nama harum Banyuwangi ke kancah dunia.
Gandrung merupakan salah satu kesenian asli masyarakat banyuwangi dimana gandrung merupakan tarian mascot pariwisatan banyuwangi. Tarian ini sudah ada pada masa kolonial Belanda. Tarian ini sudah membawa nama harum Banyuwangi ke kancah dunia.
SEBLANG
Tarian seblang merupakan cikal bakal adanya tarian gandrung tarian seblang merupakan ritual kebudayaan masyarakat desa kemiren dan desa bakungan kecamatan glagah banyuwangi dimana tarian seblang adalah tarian adat istiadat yang mengandung unsur mistis yang dapat dinikmati pada acara adat tertentu tarian ini juga bisa direkomendasikan sebagai salah satu adat istiadat budaya yang dapat dinikmati oleh para wisatawan yang dating ke kota banyuwangi
DESA MANGIR
Desa Mangir merupakan desa segudang kesenian, dari tarian daerahnya, sampai gamelan.
Sebetulnya masih banyak kebudayaan khas Banyuwangi, seperti contoh, kuntulan, kebo-keboan, dan sebagainya.
Banyuwangi juga kaya akan kuliner tradisional khasnya.
Sebagai warisan budaya, sudah seharusnya kuliner dan jajanan hasil cipta anak bangsa di Banyuwangi ini patut dilestarikan. Berikut rangkuman kuliner asli Banyuwangi yang (mungkin) masih bisa dijumpai ditengah masyarakat hingga saat ini. Baik dijual di warung dan rumah makan atau diolah sebagai hidangan disaat upacar adat saja.
Sego Tempong
Kuliner ini namanya cukup menyita perhatian, betapa tidak. Namanya saja sudah tempong, dalam artian kata bahasa Indonesia "tampar". Kenapa dinamakan nasi tempong? jika mencicipi sambalnya, maka kita seperti berasa ditempong, hehe. Kuliner ini terdiri dari lauk berupa ayam, ikan asin, tempe ataupun tahu, sayuran, nasi, dan tentunya sambal yang pedas.
Sego Cawuk
Kuliner ini paling enak dihidangkan saat sarapan pagi. Dinamakan Sego Cawuk, karena dahulu cara memakannya tidak menggunakan sendok atau biasa disebut warga Banyuwangi, Cawuk. Terdiri atas nasi yang diberi air matang dengan irisan kecil mentimun, juga lauknya seperti aneka pepes ikan laut.
Rujak Soto
Mungkin yang belum tahu akan terheran, kenapa sih udah rujak dikasih soto? Apa enak, gini gitu dan sebagainya. Yang pasti dijamin tidak akan mengecewakan rasanya. Jika masih penasaran bisa datang ke Banyuwangi. Komposisinya, sperti rujak pada umumnya, cuma ditambahkan soto.
Masih banyak kuliner-kuliner khas banyuwangi, seperti pecel pitik dan lain sebagain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar